Materi Aswaja FAHAM KEAGAMAAN NAHDLATUL ULAMA kelas 7 SMP/MTs
A. Faham Keagamaan NU di Bidang Aqidah
Berbicara tentang aqidah, tidak akan terlepas kaitannya dengan "iman" yang secara bahasa, artinya adalah percaya, akan tetapi bagi ahlussunnah waljama'ah iman itu adalah diucapkan dengan lisan, diakui dalam hati dan diamalkan dalam perbuatan. Sedangkan secara garis besarnya, dalam bidang aqidah Ahlussunnah waljama'ah memiliki beberapa ajaran pokok, yang diantaranya adalah sebagai berikut:
- Allah mempunyai taqdir atas manusia tetapi manusia memiliki bagian untuk berusaha "kasb"
- Paham Ahlussunnah Waljama'ah tidak mudah dalam mengkafirkan manusia.
- Meniru Pola kehidupan Nabi Muhammad Saw, artinya kita sebagai manusia tidak boleh berpikiran sempit, dan meniru apa adanya tanpa memfilternya (menyaringnya) terlebih dahulu.
- Ahlussunnah waljama'ah berkeyakinan bahwa Al-Qur'an itu firman Allah bukan makhluk (seperti pendapat faham Mu’tazilah)
- Ahlussunnah Waljama'ah meyakini bahwa Allah memiliki 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil dan 1 sifat jaiz, sebagai berikut:
Sifat Wajib Bagi Allah:
- Wujud artinya Ada
- Qidam artinya Dahulu
- Baqa’ artinya Kekal
- Mukhallafatu lil Hawaditsi artinya Berbeda dari Semua Makhluk
- Qiyamuhu Binafsihi artinya Berdiri Sendiri
- Wahdaniyah artinya Esa
- Qudrat artinya Maha Kuasa
- Iradat artinya Berkehendak
- Ilmu Maha Mengetahui
- Hayat artinya Hidup
- Sama’ artinya Mendengar
- Bashar artinya Melihat
- Kalam artinya Berfirman
- Qadiran artinya Mahakuasa
- Muridan artinya Maha Berkehendak
- Aliman artinya Maha Mengetahui
- Hayyan artinya Mahahidup
- Sami’an artinya Maha Mendengar
- Bashiran artinya Maha Melihat
- Mutakalliman artinya Maha Berkata-kata
Sedangkan 20 sifat mustahil Allah adalah sebagai
berikut:
- ‘Adam artinya tidak ada
- Huduts artinya baru atau permulaan
- Fana artinya binasa atau rusak
- Mumatsalatu lil Hawaditsi artinya menyerupai yang baru
- Ihtiyaju li ghairihi artinya membutuhkan sesuatu selain dirinya
- Ta’adud artinya berbilang lebih dari satu
- ‘Ajzun artinya lemah
- Karahah artinya terpaksa
- Jahlun artinya bodoh
- Mautun artinya mati
- Shamamun artinya tuli
- ‘Umyun artinya buta
- Bukmun artinya bisu
- ‘Ajizan artinya Mahalemah
- Mukrahan artinya Maha terpaksa
- Jahilan artinya Mahabodoh
- Mayyitan artinya Mahamati
- Ashamma artinya Mahatuli
- A’ma artinya Mahabuta
- Abkama artinya Mahabisu
Sifat Jaiz Bagi Allah SWT
Menurut arti bahasa jaiz artinya boleh.
Yang dimaksud dengan sifat jaiz bagi Allah Swt. yaitu sifat yang boleh ada dan
boleh tidak ada pada Allah. Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada atau pasti
tidak ada. Sifat Jaiz Allah hanya ada satu yaitu Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu, artinya memperbuat sesuatu yang
mungkin terjadi atau tidak memperbuatnya. Maksudnya Allah itu berwenang untuk
menciptakan dan berbuat sesuatu atau tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
6. Ahlussunnah Waljama'ah berpendapat
bahwa orang yang beriman kelak akan masuk surga dan melihat Allah dengan
izinNya.
7. Ahlussunnah Waljama'ah berpendapat
bahwa keadilan Allah adalah Allah menempatkan
sesuatu sesuai dengan tempatnya.
8. Ahlussunnah Waljama'ah mentakwilkan
lafadz "tangan Allah" "mata Allah" dan "wajah Allah"
sebagai kekuasaan Allah, penglihatan Allah dan Dzat Allah.
2. Tentang Malaikat
Paham aswaja (Ahlussunah Waljama’ah)
meyakini bahwa ada makhluk yang tidak bisa dilihat manusia, ia diciptakan dari
cahaya, makhluk tersebut bernama malaikat. Malaikat merupakan ciptaan Allah
yang ditugaskan mengatur seluruh jagat raya dengan tugas masing-masing yang
diberikan Tuhanya, dan ia terhindar dari perbuatan salah.
Jumlah malaikat tidak terhitung, akan
tepapi malaikat yang wajib diketahui berjumlah sepuluh, dengan tugas
masing-masng.
- Jibril, bertugas mengantarkan wahyu kepada Nabi.
- Mikail, bertugas mengatur kesejahteraan manusia, seperti mengatur hujan, angin, tanah, dan kesuburanya.
- Isrofil, Bertugas dalam persoalan akhirat, seperti meniup terompet tanda kiyamat, dibangkitkan dari kubur, berkumpul di padang masyar dan lain sebagainya.
- Izra’il, bertugas mencabut nyawa.
- Munkar bertugas menanyai orang yang telah mati didalam kubur.
- Nakir bertugas menanyai orang yang telah mati didalam kubur.
- Rakib, bertugas mencatat amal baik.
- ‘Atid, Bertugas mencatat amal buruk.
- Malik, Bertugas menjaga neraka.
- Ridwan, bertugas menjaga surga
Kesepuluh malaikat tersebutlah yang wajib
diketahui dan diyakini oleh setiap umat islam. Sedangkan malaikat-malaikat lain
umat islam hanya wajib mempercayai bahwa ada malaikat lain yang ditugaskan oleh
Allah dengan tugas masing-masing, seperti malaikat Rahmat yang bertugas
membagikan belas kasih Allah kepada hambaNya.
2. Tentang Kitab Allah
Aliran aswaja meyakini bahwa Allah
menurunkan mukjizat kepada sebagian NabiNya yang berupa kitab, sebagai tuntunan
hidup manusia. Kitab yang diturunkan Allah berjumlah banyak, karena Rasul
berjumlah banyak. Tetapi Kitab suci yang wajib diketahui oleh umat Islam
berjumlah empat:
- Taurat, diturunkan kepada Nabi Musa As.
- Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud As.
- Injil, diturunkan kepada Nabi Isa As.
- Al-Quran, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
Itulah keempat kitab yang wajib diketahui
oleh umat Islam. Sedangkan kitab yang lain, seperti shuhuf Nabi Ibrahim As, Umat Islam tidak wajib mengetahui secara
terperinci.
3. Tentang Nabi dan Rasul
Dalam menyampaikan syari’at kepada
hambanya, Allah memilih sebagian manusia untuk mengabarkan dan mengajak manusia agar
melaksanakan syari’at yang dibawanya, orang tersebutlah yang dinamakan
Rasul(Utusan Allah). Sedangkan yang hanya mendapatkan wahyu tetapi tidak
diperintahkan untuk menyampaikan syariat tersebut kepada manusia disebut nabi.
Jumlah Nabi banyak, dan yang termasuk rasul berjumlah tiga ratus tiga belas.
Akan tetapi yang wajib diketahui oleh orang mukallaf berjumlah dua puluh lima,
yakni:
- Adam
- Idris
- Nuh
- Hud
- Sholih
- Ibrahim
- Lut
- Ismail
- Ishaq
- Ya’qub
- Yusuf
- Ayub
- Syu’aib
- Musa
- Harun
- Zulkifli
- Daud
- Sulaiman
- Ilyas
- Ilyasa’
- Yunus
- Zakariy
- Yahya
- Isa
- Muhammad
Rasul juga memiliki beberapa sifat yang wajib diyakini kebenarannya. Rasul memiliki empat sifat wajib dan empat sifat mustahil (tidak mungkin dimiliki), yaitu :
- Sidiq (Benar), mustahil ia pendusta.
- Amanah (Dipercaya), mustahil ia khianat.
- Tabligh (Menyampaikan), mustahil ia menyembunyikan.
- Fathanah (pintar), mustahil ia dungu.
Rasul juga memiliki sifat jaiz , yaitu
Rasul juga memiliki sifat-sifat manusia yang tidak merendahkan drajat Rasul,
seperti makan, minum, tidur, dan lain sebagainya. Keseluruhan dari sifat wajib
yang dimiliki Allah, yang mustahil dimiliki Allah, jaiz, sifat wajib Rasul,
sifat mustahil Rasul dan sifat jaiz Rasul berjumlah lima puluh sifat, yang
biasa disebut dengan ‘aqoid seket (lima puluh aqidah).
4. Tentang Hari Kiamat
Umat Islam wajib meyakini bahwa setelah
kehidupan di dunia ada kehidupan lain, yaitu kehidupan akhirat. Dimana semua
manusia dihidupkan kembali dan dimintai pertanggung
jawaban atas semua perbuatanya di dunia, kemudian menerima balasannya, berupa
surga dan neraka. Aswaja juga meyakini bahwa kenikmatan surga bersifat kekal, begitu
juga siksa neraka bagi orang yang menyekutukan Allah. Berbeda dengan pendapat Aliran
‘Amraiyah yang termasuk pecahan dari golongan mu’tazilah yang berpendapat bahwa
semua ciptaan Allah akan sirna, termasuk kenikmatan surga dan neraka. Namun sebelum berlangsungnya kehidupan
akhirat aliran Aswaja meyakini bahwa akan terjadi yaum al-akhir (hari akhir)
atau yang biasa disebut dengan hari kiamat.
Jadi pada akhir kehidupan ini akan terjadi
kiamat, yakni hari dimana semua manusia akan mati, kemudian dibangkitkan
kembali untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di dunia dan menerima
balasanya.
5. Tentang Qadha’ Dan Qadar
Qodha menurut faham Aswaja adalah
ketetapan Tuhan pada zaman azali tentang sesuatu. Sedangkan realisasi dari
qadha’ tersebut dinamakan qadar. Jadi
bisa diambil kesimpulan bahwa yang dinamakan Qadha ialah rencana Allah yang
telah ditetapkan terhadap sesuatu sebelum menciptakanya, sedangkan Qadar ialah
pelaksanaan dari ketetapan tersebut. Contoh: Allah menetapkan Fulan dilahirkan
di Indonesia sebelum Allah menciptakanya, inilah yang dinamakan Qadha. Kemudian
Fulan dilahirkan di Indonesia, inilah yang dinamakan Qadar.
Aliran Aswaja meyakini bahwa semua yang
terjadi pada makhluk, baik berupa keadaan maupun perbuatan tidak lepas dari
Qadha Dan Qadar Allah. Berbeda halnya dengan pendapat mayoritas aliran
Mu’tazilah, mereka berpendapat bahwa Allah tidak menciptakan perbuatan manusia,
semua yang dilakukan manusia adalah kehendak mereka sendiri, bahkan Allah tidak
mampu merubahnya. Bahkan mereka
berpendapat bahwa Allah tidak mampu menetapkan sesuatu yang telah menjadi hak
manusia.
Baca juga :
B. Faham Keagamaan NU di Bidang Syari’ah
Secara definisi, Syari'ah berarti jalan,
sedangkan secara istilah adalah hukum yang di tetapkan Allah untuk hambaNya dengan perantara
pada RasulNya. Dalam bidang Syari'ah, Paham Ahlussunnah Waljama'ah mengakui
kebenaran Imam 4 mazhab, yaitu: Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i dan Imam
Hambali. di Indonesia cocok dengan mazhab Imam Syafi'i.
Alasan kenapa empat mazhab ini yang tetap
dipilih oleh Aswaja yaitu:
- Kualitas pribadi dan keilmuan mereka sudah masyhur.
- Keempat imam mazhab tersebut merupakan Mujtahid Muthlaq Mustaqil, yaitu imam mujtahid yang mampu secara mandiri menciptakan Manhaj al-fikr, pola, metode, proses dan proses istinbath dengan seluruh perangkat yang dibutuhkan.
- Para imam tersebut mempunyai murid yang secara konsisten mengajar dan mengembangkan mazhabnya yang didukung dengan buku induk yang masih terjamin keasliannya.
- Keempat imam mazhab itu mempunyai mata rantai dan jaringan intelektual diantara mereka.
Berikut penjelasan singkat mengenai empat mazhab tersebut :
- Hanafiyah
Mazhab Hanafi didirikan oleh al-Imam Abu Hanifah al-Nu’man bin Tsabit alKufi. Beliau lahir pada tahun 80 H, dan wafat pada 150 H di Baghdad. Abu Hanifah berdarah Persia. Imam Hanifah digelari al-Imam al-A’zham (Imam Agung), Beliau menjadi tokoh panutan di Iraq. Menganut aliran ahl al-ra’yi dan menjadi tokoh sentralnya. Di antara manhaj istinbathnya yang terkenal adalah Istihsan. Fiqih Abu Hanifah yang menjadi rujukan Mazhab Hanafiyah ditulis oleh dua orang murid utamanya, yitu Abu Yusuf Ibrahim dan Imam Muhammad bin Hasan al-Syaibani. Pada mulanya mazhab ini diikuti oleh kaum muslim yang tinggal di Irak, daerah tempat kelahiran Imam Abu Hnifah. Setelah muridnya, Abu Yusuf menjabat sebagai hakim agung pada masa Daulah Abasiyyah, mazhab Hanafi menjadi populer di negara-negara Persia, Mesir, Syam, dan Maroko. Dewasa ini, mazhab Hanafi diikuti oleh kaum Muslim di negara-negara Asia Tengah, yang dalam refrensi klasik dikenal dengan negri sebrang Sungai Jihun (Sungai Amu Daria dan Sir Daria), negara Pakistan, Afganistan, India, Banglades, Turki, Albania, Bosnia dan lain-lain. Dalam bidang teologi mayoritas pengikut mazhab Hanafi mengikuti mazhab al-Maturidi.
- Malikiyah
Mazhab maliki dinisbatkan kepada pendirinya, yaitu al-Imam Malik bin alAshbahi[52]. Beliau lahir pada tahun 93 H, dan wafat pada 173 H di Madinah. Imam Malik dikenal sebagai “Imam Dar al-Hijrah”. Imam Malik adalah seorang ahli hadits sangat terkenal, sehingga kitab monumentalnya yang berjudul al-Muwatha’ dinilai sebagai kitab hadits hukum yang paling shahih sebelum adanya kitab Shahih Bukhari dan Muslim. Imam Malik juga mempunyai manhaj istinbath yang berpengaruh sampai sekarang, kitabnya berjudul al-Mahlahah al-Mursalah dan ‘Amal al-Ahl al-Madinah. Mazhab ini diikuti mayoritas kaum Muslim di negara-negara Afrika seperti Libia, Tunisia, Maroko, Aljazair, Sudan, Mesir dan lain-lain. Dalam bidang teologi seluruh Mazhab Maliki mengikuti faham al-Asyari, tanpa terkecuali. Berdasarkan penelitian al-Imam Tajuddin al-Subki.
- Syafi’iyah
Mazhab ini didirikan oleh Al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Idris al-Syafi’i. Lahir pada 150 H di Gaza, dan wafat pada tahun 204 H di Mesir. Imam Syafi’i mempunyai latar belakang keilmuan yang memadukan antara Ahl al-hadits dan Ahl al-Ra’yi. Karena cukup lama menjadi murid Imam Maliki dan Imam Muhammad bin Hasan (Murid besar Imam Hanafi) di Baghdad. Metodologi istinbathnya ditulis menjadi buku pertama dalam bidang Ushul al-Fiqh yang berjudul al-Risalah. Pendapat Imam Syafi’i ada dua macam, yang disampaikan selama di Baghdad disebut al-Qoul al-Qadim (pendapat lama), dan yang disampaikan di mesir disebut al-qaul al-Jadid (pendapat baru). Mazhab Syafi’i diakui sebagai mazhab fiqih terbesar jumlah pengikutnya diseluruh dunia, yang diikuti oleh mayoritas kaum muslim Asia Tenggara, seperti Indonesia, India bagian selatan seperti daerah Kirala dan Kalkutta, mayoritas negara Syam seperti Siria, Yordania, Lebanon, Palestina, sebagian besar penduduk Yaman, mayoritas penduduk Kurdistan, kaum Sunni Iran, mayoritas penduduk Mesir dan lain-lain. Dalam bidang teologi mayoritas pengikut mazhab Syafi’i mengikuti al-Asyari, sebagaimana yang ditegaskan oleh al-Imam Tajuddin al-Subki.
- Hambaliyah
Imam Ahmad ibn Hambal, biasa disebut Imam
Hambali, lahir pada tahun 164 H, di Baghdad. Imam Hambali terkenal sebagai
tokoh Ahl al-Hadits. Beliau merupakan murid Imam Syafi’i selama di Baghdad, dan
sangat menghormati Imam Syafi’i. Imam Hambali mewariskan sebuah kitab hadist
yang terkait dengan hukum Islam berjudul Musnad Ahmad. Mazhab ini paling
sedikit pengikutnya, karena tersebarnya mazhab ini berjalan setelah
mazhab-mazhab lain tersosialisasi dan mengakar di tengah masyarakat. Mazhab ini
diikuti oleh mayoritas penduduk Najd dan sebagian kecil penduduk Mesir dan
Syam. Dalam bidang teologi mayoritas ulama’ Hambali mengikuti aliran al-Asyari.
Sedangkan dalam menetapkan hukum, paham
Ahlussunnah Waljama'ah didasarkan pada empat dasar hukum Islam, yaitu:
Al-Qur'an, Hadist, Ijma’, Qiyas
C. Faham Keagamaan NU di Bidang Tasawuf
Tasawuf berasal dari kata
"Shofaa" yang artinya adalah bersih atau suci. ada juga yang mengatakannya
berasal dari "Shoff" yang berarti adalah barisan dalam shalat. Namun ada
juga yang berpendapat berasal dari bahasa Yunani, Shopie yang artinya adalah
hikmah, namun secara tujuannya sama yakni mementingkan kebersihan bathin.
Orangnya biasa dikenal dengan Sufi dan ilmunya adalah tasawuf. Jadi secara
istilah, tasawuf adalah perpindahan sikap mental, keadaan jiwa dari suatu keadaan
kepada keadaan yang lain yang lebih tinggi dan lebih sempurna. Inti dari ajaran
tasawuf adalah : Pertama, keikhlasan pengabdian kepada Allah Swt. sehingga
memiliki jiwa yang bersih, tidak sombong, selalu berhati-hati dan waspada,
tidak mudah puas dan selalu meningkatkan ibadah kepada Allah Swt. Kedua,
menyadari kelemahan sebagai manusia sehingga selalu menerima kegagalan dengan
kebersihan jiwa, lapang dada, selanjutnya tetap berikhtiar (berusaha) dengan
sungguh-sungguh dan berserah diri kepada Allah Swt.
Baca juga : Soal Aswaja Ke-NU-an Bab Sistem organisasi NU (Nahdlatul Ulama) bag-2 Semester 2 SMP/MTs
Dalam bidang tasawuf Aswaja memiliki
prinsip untuk dijadikan pedoman bagi kaumnya. Sebagaimana dalam masalah akidah
dan fiqih, di mana Aswaja mengambil posisi yang moderat, tasawuf Aswaja juga
demikian adanya. Manusia diciptakan Allah semata-mata untuk beribadah, tetapi
bukan berarti meninggalkan urusan dunia sepenuhnya. Akhirat memang wajib diutamakan
ketimbang kepentingan dunia, namun kehidupan dunia juga tidak boleh disepelekan.
Dalam memenuhi urusan dunia dan akhirat mesti seimbang dan proporsional.
Dasar utama tasawuf Aswaja tidak lain
adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu, jika ada orang yang mengaku telah mencapai
derajat Makrifat namun meninggalkan al Qur’an dan sunnah, maka ia bukan
termasuk golongan Aswaja. Meski Aswaja mengakui tingkatan-tingkatan kehidupan rohani
para sufi, tetapi Aswaja menentang jalan rohani yang bertentangan dengan al-Qur’an
dan as-Sunnah. Imam Malik pernah mengatakan, “Orang yang bertasawuf tanpa
mempelajari fikih telah merusak imannya, sedangkan orang yang memahami fikih
tanpa menjalankan tasawuf telah merusak dirinya sendiri. Hanya orang yang
memadukan keduanyalah yang akan menemukan kebenaran.” Sudah sepantasnya, para
sufi harus selalu memahami dan menghayati pengalaman-pengalaman yang pernah
dilalui oleh Nabi Muhammad selama kehidupannya.
Demikian juga pengalaman-pengalaman para sahabat yang kemudian diteruskan oleh tabi’in, tabi’ut tabi’insampai pada para ulama sufi hingga sekarang. Memahami sejarah kehidupan (suluk) Nabi Muhammad hingga para ulama Waliyullah itu, dapat dilihat dari kehidupan pribadi dan sosial mereka. Kehidupan individu artinya, ke-zuhud-an (kesederhanaan duniawi), wara’ (menjauhkan diri dari perbuatan tercela) dan dzikir yang dilakukan mereka. Kehidupan sosial, yakni bagaimana mereka bergaul dan berhubungan dengan sesame manusia. Sebab tasawuf tercermin dalam akhlak bukan semata hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga hubungan manusia dengan manusia lainnya. Jalan sufi yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan para pewarisnya adalah jalan yang tetap memegang teguh perintah-perintah syari’at. Karena itu, kaum Aswaja AnNahdliyah tidak dapat menerima jalan sufi yang melepaskan diri dari kewajiban-kewajiban syari’at, seperti praktik tasawuf al-Hallaj (al-hulul) dengan pernyataannya “ana al-haqq” atau tasawuf Ibnu ‘Arabi (ittihad; manunggaling kawula gusti). Kaum Aswaja An-Nahdliyah hanya menerima ajaran-ajaran tasawuf yang moderat, yakni tasawuf yang tidak meninggalkan syari’at dan aqidah sebagaimana sudah dicontohkan al-Ghazali, Junaid al-Baghdadi, juga Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
0 Response to "Materi Aswaja FAHAM KEAGAMAAN NAHDLATUL ULAMA kelas 7 SMP/MTs"
Post a Comment
Berkomentarlah dengan bijak, terima kasih.